Lebaran Sesuai Protokol Kesehatan

 Lebaran adalah momen yang ditunggu, tapi di musim Covid-19 memaksa kita utuk berfikir banyak kali..Ritual-ritual yang harus dijalani berhubungan dengan kegiatan penuh resiko. Mulai dari Sholat Id, Silaturrahmi, Bersalaman, makan bersama dan bagi angpau. Terus jika memang harus menjalani, bagaimana protokol kesehatannya..???


Hari raya merupakan waktu berbahagia bersama keluarga tapi mengapa harus memikirkan Covid-19..?? mengganggu saja..!! ya kita bisa bilang seperti itu karena sedang tidak terjangkit. Yang sedang dibayangkan hanya pemakaian sebuah masker, Tapi jarang terbayang bagaimana sang Covid bersarang pada tubuh dan harus menjalani isolasi selama 14 hari. Rasa terasing, tidak berguna, menjadi penyebab sakit bagi orang lain yang tertular dan lenyapnya rasa bebas merdeka.

Dimulai dari Sholat Id, kegiatan ini  step awal bahagia sebab jika lebaran tanpa Sholat Id ada sebagian rasa bahagia yang terhempas. Kegiatan Sholat Id tidak lepas dari kerumunan banyak orang dari berbagai penjuru. Kita tidak tahu dari mana saja mereka. Hal ini beresiko dari manusia - manusia yang saling berdekatan. Menyikapi hal ini tentu saja harus menjaga jarak.

Silaturrahmi, di dalamnya kita harus saling mengobrol. Saat bercengkrama atau senda gurau beresiko mengeluarkan aiborne ( menurt WHO merupakan partikel kecil mengandung virus yang berterbangan  di udara ). Untuk mencegah hal itu terjadi, tetap memakai masker pada waktu bercakap-cakap dengan siapapun, meskipun saudara. kita tidak tahu mereka baru bertemu siapa.

Bersalaman saat hari yang fitri sebaiknya dihindari. Sentuhan dari banyak orang tinggi juga resikonya. Lebih baik cukup dengan satukan kedua telapak tangan di dada kita dan salinglah berucap maaf. Jika selesai bersalaman dari beberapa orang, kemudian mencuci tangan sama dengan kita telah selesai berbagi virus, kecuali tiap bersalaman dengan satu orang langsung cuci tangan baru bersalaman lagi dengan yang lain. Melakukan yang seperti ini rasanya enggak mungkin.

Makan bersama yang paling umum saat lebaran adalah menikmati kue yang sudah disediakan di atas meja tamu. Dalam kondisi ini sebagai tuan rumah kita harus antisipasi, hindari kue yang tersaji dengan sentuhan tangan langsung saat mengambilnya. Pilih saja kue kemasan yang terbungkus atau jika berminat dengan bungkusan besar, harus luangkan waktu untuk membungkus dulu dengan plastik- plastik kecil.

Berbagi angpau adalah hal yang sangat ditunggu oleh anak-anak. Dalam momen ini dunia anak saatnya menjadi yang berkuasa. Meskipun anak-anak adalah sosok yang menguras uang kita tapi mereka sangat membahagiakan suasana. Ada dua cara pemberian angpau agar aman dari penyebaran Covid -19. pertama dengan cara langsung memberikannya. Jika memilih cara ini jika kebetulan mendapatkan uang baru dari Bank bisa lebih aman, tapi tetap luangkan waktu untuk mensterilkannya, misalnya dengan menjemur pada panasnya sinar matahari beberapa menit, karena UV bisa membunuh virus. kemudian masukkan dalam wadah plastik yang steril tentu saja tangan juga sudah dicuci dengan sabun. 

Yang kedua bisa secara tidak langsung. Pada jaman yang serba on line seperti sekarang bukan hal sulit bagi anak-anak untuk mengikutinya. Mereka pada umumnya sudah siap menggunakan dompet digital misalnya penggunaan aplikasi Qris, Dana, Gopay, Ovo dan lain-lainnya. Yang menjadi permasalahan justru pada orang tua. Jika di bading dengan kemampuan anak-anak dalam pelaksanaannya " Sapi nyusu Gudel" istilah jawa yang berarti Orang tua belajar pada anak, ini kebanyakan terjadi sekarang ini. Ya..saat ini orang tua harus turunkan gengsi demi mengikuti Revolusi.


Nana Ono